Tulisan ini bertujuan untuk sedikit meluruskan miskonsepsi (salah kaprah /salah anggap) dalam istilah-istilah fotografi.
Pencahayaan dalam fotografi = petir....?!?!?!
Kalau sering lihat2 forum (fotografi tentunya), banyak ditemukan kalimat 'tanya peralatan lightning', 'setup lightning studio gimana sih?', 'mau beli lightning untuk studio nih....'
Silahkan dicari di kamus bahasa Inggris versi manapun (termasuk google translator), lightning = petir.
Yang benar adalah lighting (tanpa huruf N). Lighting = pencahayaan.
Halah, cuma beda 1 huruf doang kok ribut sih?? Memang benar cuma beda 1 huruf doang, tapi beda artinya jauh sekali. Kalau kita salah sebut seperti itu ke forum internasional, atau ke klien yang berpendidikan, apa nggak malu tuh?
Image stabilizer meniadakan motion blur/blur yang terjadi karena gerakan
Image stabilizer tidak meniadakan (meniadakan = 0), hanya meminimalisasi sampai taraf tertentu yang tidak kelihatan oleh mata manusia. Karena meminimalisasi, maka tetap ada batasan kemampuan dari image stabilizer ini. Kalau meniadakan (0), berarti bisa handheld 10 detik tanpa blur dong, karena 0 x 10 detik, ya tetap saja 0
Image stabilizer meminimalisasi gerakan objek
Image stabilizer tidak ada hubungannya sama sekali dengan gerakan objek. Image stabilizer hanya berhubungan dengan gerakan kamera (akibat gerakan tangan/tubuh si fotografer). Untuk memotret objek bergerak, agar terlihat tajam, hanya bisa dengan 4 cara :
- Shutter speed cukup cepat, sehingga gerakannya terhenti/freeze
- Freeze-by-flash, mensimulasi shutter speed cepat (padahal aslinya lambat)
- Panning, alias kamera bergerak mengikuti gerakan objek
- Buat objeknya diam untuk dipotret
Filter yang tidak menurunkan kualitas gambar
Elemen optik, sebagus apapun kualitasnya, tetap menurunkan image quality. Perbedaannya cuma di berapa besar/banyak penurunannya. Elemen optik kualitas tinggi menurunkan image quality dalam jumlah yang sedikit, sedangkan yang kualitas rendah menurunkan image quality cukup banyak. Jadi filter yang tidak menurunkan image quality? Tidak ada.
Lensa yang bagus, kualitas tinggi, bokehnya bagus, tahan cuaca, rentang focal length besar, image quality tidak menurun, ringan, tahan lama, harga murah, dll, dll
Selamat deh, ratusan ribu fotografer lain juga mencari lensa 'perfect' seperti itu Tidak ada lensa (dan gear lainnya) yang 'perfect'. Semua ada kelebihan dan kekurangan. Kalau ada yang 'perfect', maka lensa2 jenis lain tidak akan laku kan?
Ada yang harga murah, tapi tidak tahan cuaca, image quality medium, mudah rusak. Ada yang kuat, image quality superior, tahan lama, tapi harganya mahal. Selalu ada 'keseimbangan' nya.
Flash hanya untuk dipakai indoor, outdoor tidak perlu memakai flash
Flash (dan gear2 lainnya) dipakai kalau diperlukan, tidak dipakai kalau tidak diperlukan. Kalau outdoor pada waktu malam/mendung, kekurangan cahaya? Ya pakai flash juga. Kalau indoor, tapi lampu penerangannya 2000 watt, apa perlu pakai flash?
Flash hanya dipakai apabila suasana gelap. Suasana terang tidak boleh pakai flash
Kembali ke poin nomor 6, pakai bila perlu. Suasana terang, tapi objek nya gelap, ya tetap butuh flash juga. Contohnya, kalau foto orang, dengan kondisi matahari ada di belakangnya. Kalau tujuannya untuk membuat foto siluet, ya tidak perlu flash. Kalau tujuannya si objek juga terang, maka harus pakai flash. perhatikan contoh foto di bawah.
Suasana cukup terang (sekitar jam 3 sore), tapi kalau kita tidak pakai flash, modelnya akan menjadi gelap, atau bahkan siluet, karena sumber cahaya (matahari) posisinya di atas model, dan latar belakang (langit) jauh lebih terang dari model.
Kamera DSLR harus dipakai secara manual. Kalau dipakai di mode auto atau semi auto (Av/Tv) = cemen
Saya sendiri menganggap seyogyanya fotografer dapat menggunakan kamera DSLR sesuai dengan potensi kemampuan dari kamera tersebut. Kalau tidak dipakai sesuai potensinya, sayang kan beli mahal2
Namun saya tidak setuju dengan anggapan di atas, bahwa kamera DSLR harus dipakai pada mode manual. Anggap kamera DSLR = mobil. Mode manual = transmisi manual, mode auto = transmisi automatic. Nah kalau ada yang menggunakan mobil automatic, harus dicari tahu dulu, apakah karena dia tidak tahu cara nyetir mobil transmisi manual, ataukah bisa, tetapi dengan sengaja memilih nyetir mobil transmisi automatic?
Sama dengan kamera DSLR juga. Kalau seseorang memakai mode auto/semi auto, bisa jadi dia tidak mengerti memakai mode manual (tidak masalah juga sih, selama dia ada kemauan untuk menyelami mode manual di lain waktu), atau sudah mengerti, tapi malas ribet2. Saya sendiri kalau motret model outdoor, lebih suka dengan mode Av. Kok gitu? Karena jauh lebih fleksibel. Pada mode manual, perubahan cahaya yang singkat (misal ada awan lewat menutupi matahari) berarti harus ubah parameter segitiga eksposure lagi. Saat kita ubah, tau2 matahari sudah muncul lagi, ubah lagi deh parameternya. Lama2 modelnya keram karena pose terlalu lama Dengan mode Av (atau Tv), kamera akan menyesuaikan sendiri apabila ada perubahan cahaya.
Cahaya yang cukup membuat hasil foto lebih tajam
Bisa dianggap benar dan bisa juga dianggap salah. Cahaya tidak secara langsung mempengaruhi ketajaman foto. Pada asumsi objek tidak bergerak, dan kamera/tangan tidak bergerak, ketajaman foto dipengaruhi oleh ketepatan fokus, dan kualitas lensa (elemen optik). Cahaya yang cukup memudahkan auto-focus lensa untuk mencari fokus yang tepat. Cahaya yang kurang (remang-remang) menyulitkan auto-focus lensa untuk mencari fokus, dan walaupun didapat, ada kemungkinan meleset sedikit (akibat cahaya yang kurang), yang nantinya berakibat foto kurang tajam, karena titik focusnya meleset sedikit (tidak banyak).
Supaya eksposure bagus/tepat, metering harus selalu di angka 0
Ada 2 poin yang harus diperhatikan :
- Metering kamera membaca cahaya reflektif, artinya sangat tergantung dengan warna dan jenis permukaan objek.
- Angka metering 0 adalah zona 'middle-gray', atau permukaan yang memantulkan 18% dari cahaya yang diterima.
Eksposure pada metering di angka 0/middle gray. Masalahnya, tidak semua objek tingkat eskposure yang tepat pada posisi ini kan?
Jadi tergantung objek yang difoto, metering 0 bisa mendapatkan eksposure yang tepat, dan bisa juga tidak. Metering 0 umumnya tidak tepat ketika digunakan untuk memotret objek manusia/model. Karena skin tone manusia berbeda2 (skin tone orang kulit hitam dengan bule tentu berbeda, yang satu terang, yang satu gelap ), maka dengan menjaga metering di angka 0, justru biasanya mendapatkan eksposure yang tidak tepat. Untuk kulit putih (bule), umumnya didapatkan metering tepat di angka +1 (umumnya, tidak selalu). Untuk kulit asia, umumnya metering yang tepat di +1/3 atau +2/3
contoh perbandingan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar