Selasa, 19 Mei 2015

Yang Religius, Kesehatannya Lebih Bagus

Sebagai umat beragama, setiap hari kita melakukan ritual keagamaan. Bentuknya mungkin berbeda, berdasarkan agama yang dianut, namun tujuannya sama. Untuk mendekatkan diri pada Sang Khalik, memohon perlindungan dalam keseharian, serta tak lupa meminta kesehatan jasmani dan rohani.

Dalam penelitian yang dilakukan Dr.Andrew Newberg, profesor di bidang radiologi, psikologi, dan studi religi di University of Pennsylvania diketahui, kelompok orang rajin beribadah memiliki lapisan otak lebih tebal dibanding yang jarang berdoa.

Hal ini jelas menguntungkan. Lapisan otak yang aktif membantu mempertajam daya ingat kita. Ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Robert Hummer sejak 1992. Sosiolog sekaligus pakar demografi ini mengamati kelompok masyarakat yang rajin beribadah ke gereja dan yang tidak pernah sama sekali.

Menurut Hummer, setelah delapan tahun, mereka yang termasuk dalam kelompok kedua memiliki risiko meninggal dua kali lebih tinggi dari kelompok pertama.

"Orang-orang yang rajin mengikuti kegiatan keagamaan umumnya punya kehidupan sosial yang lebih aktif. Mereka bersahabat, saling mendukung, dan saling mengingatkan untuk memeriksakan kesehatan," kata Hummer.

Di negara kita, riset yang menegaskan soal ini memang belum banyak dipublikasikan. Namun, Prof.Dr.dr.H.Dadang Hawari menyatakan bahwa intervensi religius adalah salah satu elemen penting yang mendukung proses penyembuhan. Hal ini dituang dalam bukunya yang berjudul Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik.

Intervensi religius yang bisa dijabarkan antara lain berupa aktivitas berdoa ini tentu perlu dibarengi terapi medis, meliputi biologik, psikologik, dan sosial. Secara umum, hasil studi dari berbagai ilmuwan menyimpulkan, berbagai wujud ibadah yang kita lakukan sehari-hari, bisa menuntuk pada beberapa kondisi kesehatan yang lebih baik.

Banyak penelitian mengungkap, keterlibatan aspek spiritual dalam hidup seseorang ternyata sangat memengaruhi mekanisme kerja tubuhnya, secara fisiologi maupun psikologi. Artinya, orang-orang yang rajin melakukan kegiatan keagamaan, kekebalan tubuhnya lebih baik daripada mereka yang tidak beribadah.

Penelitian juga mengungkapkan, memperbanyak waktu beribadah berguna menjaga kestabilan tekanan darah. Lebih lanjut, ini juga turut menurunkan risiko mereka terhadap penyakit-penyakit kardiovaskular.


Sikap berserah diri dan memohon bantuan kepada Yang Maha Kuasa, terbukti sanggup membantu kita menghadapi berbagai masalah sehari-hari yang meresahkan. Dengan begitu, kegelisahan yang kita rasakan tak akan menumpuk hingga menjadi lebih berat.

Tidak ada komentar: